Postingan

Hasil Cocokologi Menempatkan Inggris sebagai Juara Piala Dunia 2018

Gambar
oleh Ahmad Sofia Robbani (Kepala Lembaga Riset IC) Dua kata yang membentuk pendekatan baru dalam mempersepsi peristiwa, sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Asal mulanya adalah cocok yang berarti sesuai, dan logi dari turunan kata logos yang memiliki arti ilmu. Secara makna cocokologi adalah ilmu yang membandingan sebuah peristiwa dengan peristiwa lainnya yang telah terjadi. Jika teori cocokologi dimasukan kepada persoalan Piala Dunia 2018, kira-kira akan menemukan satu jawaban. Ada kesamaan antara perolehan fase grup juara Piala Dunia 2006 dengan 2014, yakni baik Itali dan Jerman selama menjalani laga fase grup mendapatkan hasil dua kali menang, serta sekali imbang. Lalu, bagaimana dengan Piala Dunia 2018? Ini tentu menarik, ketika 2006 mempunyai korelasi pencapaian dengan tahun 2014, maka kami menyimpulkan Piala Dunai 2018 memiliki benang merah dengan 2010. Piala Dunia 2018 baru saja menyelesaikan seluruh laga fase grup dengan berbagai kejutan yang ada di dalamnya. Melihat penca

Perjalanan

Gambar
Kita masih termangu dalam sunyi, dan akupun tergagu dalam perjalanan.  Rumah kita, dengan rindangnya pohon bercampur dedauanan yang berserakan dan semilir angin menyejukan. Menunggu purnama saat gelap tak bisa kita hindar.  Aku percaya padamu, dan engkaupun percaya padaku. Mungkin hanya bermodal itu membuat aku dan kamu memantapkan diri mendayung sampan menuju pulau seberang. Meskipun kita sama-sama tahu, bukan laut tenang yang akan kita lalui. Sampan kita pernah terhuyun dan hampir terbalik saat tali pengait baru saja kita lepas dari pohon yang membujur. Seandainya kita tak cukup kuat, mungkin menyandarkan kembali sampan adalah pilihan terbaik. Hingga sampan telah menemui ujung perjalanan; dan kau masih setia memegang dayung, bersama membelah laut bersamaku.

Semangat Anak Muda

Gambar
Semangat Anak Muda -Ahmad Sofia Robbani- Ini  hanyalah sebuah rasa yang kemudian saya tuangkan dalam lembaran putih, menyatukan serpihan pikiran menjadikannya semacam puzle utuh. Namun perlu diketahui, dalam menyatukan puzle itu masih ada lubang-lubang kesalahan. Maka darinya perlu masukan agar kelak puzle itu terpasang dengan sempurna. Pendidikan, begitu Dewey memulai percakapan. Ia adalah life is self dan bukan preparation for life . Undang-undang negara ini juga mencatatkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasanm, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Makanya di pembukaan UUD RI tahun 1945 menyebutkan bahwa pembentukan pemerintah negara dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tuh keren-kan!, ha

Kapal Ini Bersadar Juga

Gambar
Bukan karena tak cinta, sesungguhnya karena alasan cinta inilah membuatku mempersilahkan HMPS membuat cerita baru dengan bahtera yang baru. Maret menjadi akhir dari sebuah cerita kepengurusan HMPS PBSI 2015-2016, satu periode dilalui bersama dengan segala dinamika yang mengikutinya. Musyawarah anggota mengantarkan kami menutup buku cerita itu.             “Rasanya baru kemarin saat mas Ardi memandu sumpah amanat mahasiswa PBSI 2015,” kata-kata pertamaku mengalir membuka laporan pertanggungjawaban.             “Rasanya baru kemarin saya mengenal 57 kawan di keluarga kabinet yang akan menemani perjalan satu periode dalam satu kapal yang sama,”             Entah kenapa, tak tahan rasanya untuk melanjutkan kata-kata. Hanya ada bayangan awal dulu. 20 Februari 2015 disinilah semua bermula, sebuah amanah yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Pikirku biarlah aku kosentrasi di Departemen Kerokhanian melanjutkan perjuangan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Aku menc

Catatan di Setiap Langkah

Gambar
Arasy, di sana tempat metafor keagungan Allah bertahta, Di bawah takhta-Nya tergelar Lauhul Mahfuzh. Menyimpan rahasia ke mana nasib akan membawa kita semua. Karena takdir dan nasib termasuk dalam zat-Nya. Allah telah menakdirkan orang-orang tertentu untuk memiliki hati yang baik agar dapat memberikan manfaat pada sekelilingnya. Dan di suatu siang yang cerah dulu ketika langkah akan kita mulai, sebuah ruang berbentuk persegi panjang menjadi saksi awal perjalanan kita semua. Dan agaknya dulu memang telah diatur jauh-jauh hari sebelum kita bermetamorfosis, telah tercatat di Lauhul Mahfuzh saat kita baru menginjakan kaki di kampus ini. berkarpetkan merah membentang seperti halnya suasana di istana menyambut tamu keagungan. Siang itu, kita semua memakai jas biru sebagai simbol kesiapan dan keyakinan. Kursi kursi bangku kuliahan menyatu dengan LCD yang bergelantungan di atap kelas. Papan tulis putih yang tampak guratan-guratan hitam disebabkan tidak sempurnanya proses pengahapusan,

Prolog Naik Gunung

Gambar
Baru bisa merasakan sesungguhnya rasanya jadi ketua. Ketua itu seperti halnya mendaki ke sebuah gunung. Saat puncak sudah digenggam, hamparan pemandangan tersaji didepan. Mata akan memandang lebih luas dari pada biasanya, lebih lebar dari biasanya. Semuanya akan terasa lebih jelas saat di puncak. Namun gejolak jiwa tak bisa dipungkiri. Hanya hembusaan angin yang menerpa tanpa disambut keriuhan suasana. Sunyi, sendiri yang dirasakan. Olehnya tak selamanya pendaki itu berada di puncak. Adakalanya musti harus turun untuk kembali merasakan keramaian. Mungkin itu yang bisa menggambarkan suasan hati, pandanganku dilatih untuk melihat lebih jauh, lebih lebar dari sebelumnya. Menghapus cara pandang kacamata kuda yang hanya fokus memandang kedepan. Sungguhnya memandang kesamping itu juga menarik.

Catatan 28 Juni 2015

Gambar
            Ni, rasanya badan ini masih bergelut dengan sakit.             Sudah dua hari lebih, tubuh panas, pilek dan batuk. Kemarin malam dipaksa bekerja lembur sampai pukul 1 pagi. Makin menjadi deh rasanya, switter semakin kurekatkan bersama sarung melingkar dileher, beberapa kali ku-oleskan minyak (lupa namanya) biar tubuh hangat dan mengurangi sakit.             Paginya, aku terbangun selepas seorang membangunkan dan mengingatkan waktu sahur sebentar lagi habis. Masih malas juga, ehm takut keburu adzan subuh mending langsung chek out cari makan sahur. Burjo sudah sedikit lenggang, hanya nampak tiga orang yang tegah menyelesaikan santap sahurnya.             “A’ nasi telornya dibungkus yo.”             “Berapa? “ tanya Aa-nya             “Satu aja a’, sekalian jahe angetnya dibungkus juga a’” Burjo mah tempat yang sudah tidak asing lagi buat tipe semacam mahasiswa, dari nastel, sampai burjo (Bubur kacang ijo). Udara pagi terasa menyentuh, pelan aku menge