Kedekatan



Masih terjaga menikmati perjalanan kendaraan besar. Lima belas menit aku benamkan diri dalam pandangan seorang pengendara truck. Mengemudi mengantarkan barang, butuh kefokusan takut truck akan mengalami kecelakaan. Hal yang masih menjadi kesulitan saat meliuk mengitari jalanan berliku dengan kecepatan truck tinggi, sulit mengendalikan. Sepertinya belum punya chemistry dengan kendaraan. Hehe J

Namun berbeda dengan seorang teman, chemistry sepertinya sudah punya. Mengabari bahwa sudah masuk level 25. Sudah pantas menjadi seorang tutor begitu katanya J. Sepertinya kedepan akan ada komunitas baru di HMPS, Himaptruck J. Menarik memang untuk yang satu ini. Beberapa minggu ini lagi naik-naiknya ngegame eurotruck dikalangan teman-teman PBSI. Sekre semakin rame dengan bunyi kendaraan truck.

Kedepan berharap sekre akan selalu rame dengan pola kegiatan diskusi, mengerjakan tugas dan kegiatan menyenangkan lainya. Yuk mulai sekarang tumbuhkan rasa memiliki terhadap sekre atau kata teman-teman bahasa inggris “Sense of belonging dg base camp PBSI”
Himadiksatri harus menjadi rumah yang nyaman untuk siapapun.

Pesan saja buat teman-teman yang lagi suka mengendarai truck, tetap ingat waktu ya. Adakalanya kita musti berhenti sejenak, tunaikan kewajiban sebagai seorang hamba kepada pencipta.

Seringkali kita melakukan ibadah hanya sebagai respon dari persoalan kita. Yuk mulai sekarang kita tinggalkan cara berpikir yang demikian. Kita melakukan ibadah adalah karena kita yang butuh akan hal itu.

Semangat teman, bersama kita berkarya dalam bingkai bahasa dan sastra. Harmoni dalam bergerak untuk PBSI yang Istimewa


27 Januari 2015, 0:57 wib

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prolog Naik Gunung

Gambar
Baru bisa merasakan sesungguhnya rasanya jadi ketua. Ketua itu seperti halnya mendaki ke sebuah gunung. Saat puncak sudah digenggam, hamparan pemandangan tersaji didepan. Mata akan memandang lebih luas dari pada biasanya, lebih lebar dari biasanya. Semuanya akan terasa lebih jelas saat di puncak. Namun gejolak jiwa tak bisa dipungkiri. Hanya hembusaan angin yang menerpa tanpa disambut keriuhan suasana. Sunyi, sendiri yang dirasakan. Olehnya tak selamanya pendaki itu berada di puncak. Adakalanya musti harus turun untuk kembali merasakan keramaian. Mungkin itu yang bisa menggambarkan suasan hati, pandanganku dilatih untuk melihat lebih jauh, lebih lebar dari sebelumnya. Menghapus cara pandang kacamata kuda yang hanya fokus memandang kedepan. Sungguhnya memandang kesamping itu juga menarik.
Baca selengkapnya

Kapal Ini Bersadar Juga

Gambar
Bukan karena tak cinta, sesungguhnya karena alasan cinta inilah membuatku mempersilahkan HMPS membuat cerita baru dengan bahtera yang baru. Maret menjadi akhir dari sebuah cerita kepengurusan HMPS PBSI 2015-2016, satu periode dilalui bersama dengan segala dinamika yang mengikutinya. Musyawarah anggota mengantarkan kami menutup buku cerita itu.             “Rasanya baru kemarin saat mas Ardi memandu sumpah amanat mahasiswa PBSI 2015,” kata-kata pertamaku mengalir membuka laporan pertanggungjawaban.             “Rasanya baru kemarin saya mengenal 57 kawan di keluarga kabinet yang akan menemani perjalan satu periode dalam satu kapal yang sama,”             Entah kenapa, tak tahan rasanya untuk melanjutkan kata-kata. Hanya ada bayangan awal dulu. 20 Februari 2015 disinilah semua bermula, sebuah amanah yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Pikirku biarlah aku kosentrasi di Departemen Kerokhanian melanjutkan perjuangan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Aku menc
Baca selengkapnya