PURBALINGGA DAN PESONA BATU AKIK

Hamparan alam Indonesia memang sungguh mempesona, kekayaan alamnya begitu luar biasa melimpah. Beragam jenis batu-batuan tersedia di negeri ini.

Batu akik merupakan contoh dari  beragamnya batuan itu. Batu akik (istilah lainnya adalah agate stone) atau yang sering disebut sebagai batu bertuah, memiliki makna tersendiri bagi setiap orang. Batu akik adalah sebuah mineral yang mengalami pengkristalan terbentuk dari proses geologi, jadi batu akik ini bisa ada dimana saja di tempat pengkristalan terjadi. Pengkristalan ini membutuhkan waktu yang sangat lama dan membentuk bongkahan berbentuk batu.


Kalau kita jalan-jalan ke wilayah selatan provinsi jawa tengah. Kita akan menjumpai satu kabupaten yang masuk dalam karesidenan banyumas. Kabupaten Purbalingga, tempat bersejarah karena disanalah panglima besar Indonesia “Jendral Soedirman” terlahirkan.

Senin (08/12/2014), sungai klawing, Pak Rian selain pekerjaanya sebagai pengumpul pasir beliau juga mencari batu akik. “Sudah sekitar dua tahun, tapi sebagai kerja sambilan” kata pak rian. Karena menurut beliau kalau hanya sekedar mebcari batu akik sebagai penghasilan tetapnya, tentu tidak akan mencukupi kebutuhan sehari-hari.”adu nasib, kalau lagi rezeki bisa dijual mahal” ujar pak rian.

“Kebanyakn orang yng mencari batu jenis akik adalah yang berwarna putih tembus.” Lamjutnya.

Dan membuat sesuatu yang indah dan menarik membutuhkan waktu dan konsentrasi. Adalah bapak Sodikin, perajin batu akik asal RT 01/RW 01 Desa wirasana Kecamatan Purbalingga, Purbalingga yang sudah puluhan tahun berkarya sebagai pengrajin cincin. Mulai kapan sebenarnya Bapak Sodikin menggeluti dunia ini?. Kepada kami ia mengaku,  sejak tahun 1980, namun sempat berhenti sebentar, ketika beliau memutuskan untuk beralih menjadi tukang batu. Kemudian baru memulai kembali lagi, setelah lebaran kemarin 2014.

“Butuh saru jam membuat cincin sampai bagus” tuturnya. Setelah diproses dengan bantuan mesin, kemudian batu akik diamplas dengan amplas kasar dan halus sampai finishingm dan tergolong masih tradisonal dalam pembuatan cincin batu akik. Biasanya beliau membeli tempat untuk batu akik yang kemudian dijadikan cincin adalah dari cikarang, namun untuk minggu ini membeli dari jepara lewat toko online.
“untuk sekarang cuma melayani orang-orang yang minta dibuatkan” katanya. “dahulu saat masih muda hampir membuat sampai 150 buah cincin batu akik yang kemudin diantar ke Jakarta” jelasnya.

Harga termahal dari cincin buatan beliau Rp. 500.000,-, dan harga termurah Rp. 50.000,-. Tapi seandainya pembeli membawa batu sendiri, Hanya mengeluarkan uang sebesar Rp. 20.000-25.000,-.




Untuk mengapresiasi hasil karya cincin batu akik, digelar  Pameran batu akik dan barang-barang antik di Gedung Kong Kwan Purbalingga selama empat hari (11-14 Desember 2014) dan itu benar-benar menarik perhatian pengunjung. Dono Ta yang menjadi salah satu peserta pameran juga mengatakan bahwa antusias pengunjung disini sangat banyak, saya saja sempat kewalahan.

Pameran yang menghadirkan kurang lebihnya 20 peserta dari berbagai daerah ini menjual batu dengan jenis-jenis batu seperti giok aceh, kecubung, amber, pirus, dan masih banyak lainnya. Batu-batu tersebut dibentuk tidak hanya dibentuk seperti cincin dan kalung. Beberapa juga masih berbentuk utuh batu besar, namun ada juga yang dibuat menjadi bentuk-bentuk hewan.

Pengunjung yang datangpun dari berbagai profesi, seperti pedagang, tukang ojek, dan juga pengusaha. Harga yang ditawarkanpun sangat beragam mulai dari Rp 1,5 Juta sedangkan untuk bahan paling murah ada yang menjual dengan harga Rp 100.000 dari berbagai jenis batu. Kebanyakan peserta pameran yang ikut adalah hasil dari batu akik klawing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prolog Naik Gunung

Kapal Ini Bersadar Juga