Sajak - Sajak dalam episode #1



TEPIAN LAUT SELATAN

Di tepian laut selatan ini,
Ku mulai melabuhkan diri,
Di tengah ombak yang berteriak dan berlari

Terlihat jasad-jasad yang bernyawa,
Dalam serial pertunjukan anak negeri,

 Joken tunggul mulai menampakan diri
Demi sebuah kepercayaan dan syukur...??

Purwokerto, 2014



SYAIR SEORANG PETANI

Senandung pagi telah berkumandang
Derap langkah angin menyibak gelap
Tampak sinar yang tersembul dibalik awan
Menandakan hari akan berganti terang

Purwokerto, Januari 2014




DI SUDUT BREBES (teruntuk telur asin)


di tengah deru daratan yang mengejan
ku menemukanmu tengah memeluk tanah
bercampur garam-garam
bertahan dalam kegelapan malam
untuk sebuah perubahan

Brebes. 2013 




WAKTU


Bergulir dengan iramanya yang tetap
Dan akan terus bergulir
Tanpa keinginan untuk kembali


PAGI

Secercah harapan
Ditengah ketidakpastian
Kehidupan,
Setelah kematian

Januari, 2014



KAMAR KOS


Angin merangkak masuk
Melalui gerbang-gerbang tak terjaga
Membius jiwa, menggetarkan raga
Ditemani beningnya alfa edison
Yang menyangkut dilangit-langit

Dukuh waluh, 12 Desember 2013
 
 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prolog Naik Gunung

Gambar
Baru bisa merasakan sesungguhnya rasanya jadi ketua. Ketua itu seperti halnya mendaki ke sebuah gunung. Saat puncak sudah digenggam, hamparan pemandangan tersaji didepan. Mata akan memandang lebih luas dari pada biasanya, lebih lebar dari biasanya. Semuanya akan terasa lebih jelas saat di puncak. Namun gejolak jiwa tak bisa dipungkiri. Hanya hembusaan angin yang menerpa tanpa disambut keriuhan suasana. Sunyi, sendiri yang dirasakan. Olehnya tak selamanya pendaki itu berada di puncak. Adakalanya musti harus turun untuk kembali merasakan keramaian. Mungkin itu yang bisa menggambarkan suasan hati, pandanganku dilatih untuk melihat lebih jauh, lebih lebar dari sebelumnya. Menghapus cara pandang kacamata kuda yang hanya fokus memandang kedepan. Sungguhnya memandang kesamping itu juga menarik.
Baca selengkapnya

Kapal Ini Bersadar Juga

Gambar
Bukan karena tak cinta, sesungguhnya karena alasan cinta inilah membuatku mempersilahkan HMPS membuat cerita baru dengan bahtera yang baru. Maret menjadi akhir dari sebuah cerita kepengurusan HMPS PBSI 2015-2016, satu periode dilalui bersama dengan segala dinamika yang mengikutinya. Musyawarah anggota mengantarkan kami menutup buku cerita itu.             “Rasanya baru kemarin saat mas Ardi memandu sumpah amanat mahasiswa PBSI 2015,” kata-kata pertamaku mengalir membuka laporan pertanggungjawaban.             “Rasanya baru kemarin saya mengenal 57 kawan di keluarga kabinet yang akan menemani perjalan satu periode dalam satu kapal yang sama,”             Entah kenapa, tak tahan rasanya untuk melanjutkan kata-kata. Hanya ada bayangan awal dulu. 20 Februari 2015 disinilah semua bermula, sebuah amanah yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Pikirku biarlah aku kosentrasi di Departemen Kerokhanian melanjutkan perjuangan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Aku menc
Baca selengkapnya